Selasa, 01 Maret 2011

Viva la Anarchy (tentang anakisme)

Disebutkan dalam wikipedia: "Anarchism is a political philosophy which considers the state undesirable, unnecessary, and harmful, and instead promotes a stateless society, or anarchy.It seeks to diminish or even abolish authority in the conduct of human relations. Anarchists widely disagree on what additional criteria are required in anarchism. The Oxford Companion to Philosophy says, "there is no single defining position that all anarchists hold, and those considered anarchists at best share a certain family resemblance."

Konsep anarki sesungguhnya (menurut saya) memiliki beberapa kesamaan dengan bagaimana berpolitik dalam Islam. Dalam Anarkisme, sebuah negara tidaklah mutlak keberadaannya. keberadaannya tidak begitu penting. "Patriotisme adalah pembodohan" adalah salah satu slogan yang kerap dikumandangkan dalam pandangan politik anarchy. Dan sebagaimana dalam Islam, sebuah Daulah Islamiyah atau sistim pemerintahan Khilafiyah tidak mengenal adanya batas negara. Sehingga tidak pula dikenal adanya patriotisme. Satu-satunya bentuk fanatisme adalah hanya kepada Allah dan Rasulnya. Islam juga memandang Patriotisme atau Nasionalisme adalah sebuah bentuk pembodohan. Lebih lanjut lagi, Islam melihat dua hal itu sebagai bentuk penghambaan kepada sesuatu selain Tuhan (yang dalam istilah kerennya disebut syirik) dan seperti dalam Islam, pada Anarkisme setiap insan bertanggung jawab atas keberadaan dirinya sendiri, setiap orang adalah jiwa yang merdeka, namun tetap bertanggung jawab penuh atas segala yang dilakukannya. tidak ada jaminan seseorang pasti masuk surga, ataupun sebaliknya. semua kembali lagi kepada masing-masing orangnya. tidak seperti dogma agama Kristen yang menyatakan bahwa setiap orang kristen pasti masuk surga karena semua dosa umat manusia sudah ditebus oleh yesus.

“Anarki” adalah satu kata yang sekarang sudah menjadi sebuah kata negatif setelah puluhan tahun dicitrakan media barat sebagai afiliasi dari kekacauan dan kekerasan. “anarkis” adalah stempel bagi siapa saja yg melakukan tindak kekerasan, membuat kekacauan secara bersama-sama. Cap negatif dari media diperparah lagi dengan keberadaan “boroké Punk” yang hanya mengadopsi gaya berpakaian, tanpa mengadopsi, menerapkan, atau mengkampanyekan idealismee Punk yang sesungguhnya, dan seringkali justru menggelandang melakukan tindak kriminal. Hanya meniru apa yang dicitrakan media, dan menerapkannya dalam keseharian.

Anarkisme itu sendiri sesungguhnya merupakan sebuah alternatif yang ditawarkan oleh idealismee Punk, yang timbul dari ketidakpercayaan terhadap sitem yang ada, dimana sistem yang ada telah terbukti selalu menimbulkan kesenjangan, ketidakadilan, serta kekayaan yang tidak merata (yang akhirnya mengakibatkan kemiskinan dan penderitaan masyarakat/kaum marjinal). Punk sebenarnya muncul dari akibat kebusukan pemerintah, sistem, kebusukan politik, kejahatan kapitalisme, korupsi, dan sebagainya yang masih melingkupinya. Idealisme Punk itu sendiri seiring dengan berjalannya waktu terus berevolusi menyesuaikan perubahan wajah dunia.

Wajah kekerasan yang muncul dari Punk itu sendiri sebenarnya merupakan akibat dari pencitraan media yang dikontrol oleh kapitalisme. Kapitalisme melihat Punk sebagai gerakan bawah tanah yang memiliki potensi untuk membahayakan keberlangsungannya, sehingga media mencitrakan “Punk” sebagai sesuatu yang negatif. Akibatnya, muncullah sebuah generasi Punk yang berlabel borok, yang merealisasikan pencitraan media tentang Punk.

Anarchy itu sendiri sesungguhnya adalah sebuah keadaan dimana kita memimpin diri kita sendiri, bertanggung jawab atas diri sendiri, mengabaikan pemimpin dan sistem yang sah (sehingga stiap Punkers punya gaya mereka sendiri secara invidual untuk mengekspresikannya, tidak ada aturan baku tanpa ada keharusan untuk memakai celana ketat ataupun memiliki model rambut nyleneh). Jika ditanya mengapa menganut anakisme, sudah jelas karena kebusukan para pemimpin dan sistem yang ada. kita tidak butuh pemimpin seperti mereka, karena kita bisa memimpin diri kita sendiri, mengacuhkan sistem, dan melakukan perubahan menuju masyarakat yang lebih baik. Kita tidak butuh sebuah sistem yang hanya menyengsarakan diri kita sendiri. kita tidak butuh sebuah sistem yang telah bertahun-tahun terbukti hanya membuat gemuk orang-orang tertentu.

Viva la anarchy! Karena kita semua sama, kita semua sederajat. Karena kita semua bersaudara. Karena kita ras bebas, kita bukan budak yang hidup untuk bekerja dan menggemukkan kaum borjuis.

Viva la Anarchy (tentang anakisme)

Disebutkan dalam wikipedia: "Anarchism is a political philosophy which considers the state undesirable, unnecessary, and harmful, and instead promotes a stateless society, or anarchy.It seeks to diminish or even abolish authority in the conduct of human relations. Anarchists widely disagree on what additional criteria are required in anarchism. The Oxford Companion to Philosophy says, "there is no single defining position that all anarchists hold, and those considered anarchists at best share a certain family resemblance."

Konsep anarki sesungguhnya (menurut saya) memiliki beberapa kesamaan dengan bagaimana berpolitik dalam Islam. Dalam Anarkisme, sebuah negara tidaklah mutlak keberadaannya. keberadaannya tidak begitu penting. "Patriotisme adalah pembodohan" adalah salah satu slogan yang kerap dikumandangkan dalam pandangan politik anarchy. dan seperti dalam Islam, pada Anarkisme setiap insan bertanggung jawab atas keberadaan dirinya sendiri, setiap orang adalah jiwa yang merdeka, namun tetap bertanggung jawab penuh atas segala yang dilakukannya. tidak ada jaminan seseorang pasti masuk surga, ataupun sebaliknya. semua kembali lagi kepada masing-masing orangnya. tidak seperti dogma agama Kristen yang menyatakan bahwa setiap orang kristen pasti masuk surga karena semua dosa umat manusia sudah ditebus oleh yesus.

“Anarki” adalah satu kata yang sekarang sudah menjadi sebuah kata negatif setelah puluhan tahun dicitrakan media barat sebagai afiliasi dari kekacauan dan kekerasan. “anarkis” adalah stempel bagi siapa saja yg melakukan tindak kekerasan, membuat kekacauan secara bersama-sama. Cap negatif dari media diperparah lagi dengan keberadaan “boroké Punk” yang hanya mengadopsi gaya berpakaian, tanpa mengadopsi, menerapkan, atau mengkampanyekan idealismee Punk yang sesungguhnya, dan seringkali justru menggelandang melakukan tindak kriminal. Hanya meniru apa yang dicitrakan media, dan menerapkannya dalam keseharian.

Anarkisme itu sendiri sesungguhnya merupakan sebuah alternatif yang ditawarkan oleh idealismee Punk, yang timbul dari ketidakpercayaan terhadap sitem yang ada, dimana sistem yang ada telah terbukti selalu menimbulkan kesenjangan, ketidakadilan, serta kekayaan yang tidak merata (yang akhirnya mengakibatkan kemiskinan dan penderitaan masyarakat/kaum marjinal). Punk sebenarnya muncul dari akibat kebusukan pemerintah, sistem, kebusukan politik, kejahatan kapitalisme, korupsi, dan sebagainya yang masih melingkupinya. Idealisme Punk itu sendiri seiring dengan berjalannya waktu terus berevolusi menyesuaikan perubahan wajah dunia.

Wajah kekerasan yang muncul dari Punk itu sendiri sebenarnya merupakan akibat dari pencitraan media yang dikontrol oleh kapitalisme. Kapitalisme melihat Punk sebagai gerakan bawah tanah yang memiliki potensi untuk membahayakan keberlangsungannya, sehingga media mencitrakan “Punk” sebagai sesuatu yang negatif. Akibatnya, muncullah sebuah generasi Punk yang berlabel borok, yang merealisasikan pencitraan media tentang Punk.

Anarchy itu sendiri sesungguhnya adalah sebuah keadaan dimana kita memimpin diri kita sendiri, bertanggung jawab atas diri sendiri, mengabaikan pemimpin dan sistem yang sah (sehingga stiap Punkers punya gaya mereka sendiri secara invidual untuk mengekspresikannya, tidak ada aturan baku tanpa ada keharusan untuk memakai celana ketat ataupun memiliki model rambut nyleneh). Jika ditanya mengapa menganut anakisme, sudah jelas karena kebusukan para pemimpin dan sistem yang ada. kita tidak butuh pemimpin seperti mereka, karena kita bisa memimpin diri kita sendiri, mengacuhkan sistem, dan melakukan perubahan menuju masyarakat yang lebih baik. Kita tidak butuh sebuah sistem yang hanya menyengsarakan diri kita sendiri. kita tidak butuh sebuah sistem yang telah bertahun-tahun terbukti hanya membuat gemuk orang-orang tertentu.

Viva la anarchy! Karena kita semua sama, kita semua sederajat. Karena kita semua bersaudara. Karena kita ras bebas, kita bukan budak yang hidup untuk bekerja dan menggemukkan kaum borjuis.