Bagi seorang pecinta seni beladiri, terutama wushu & kungfu, tentu nama Yong Chun tidaklah asing. Yong Chun adalah satu aliran kungfu terkenal dari Propinsi Fu Sian atau Fo Shan, yang salah satu praktisinya bernama Bruce Lee. Namun yang lebih mengagumkan sebenarnya adalah seorang Ye Wen, yang menjadi guru dari Bruce Lee, sekaligus pendiri perguruan Yong Chun di Hong Kong.
Beliau adalah seorang yang rendah hati, dan juga memiliki hati yang bening. Penggambaran sosok Ye Wen dapat kita saksikan dalam film yang berjudul IP Man, yang dibintangi oleh Donnie Yen.
Namun saya disini tidak membahas film tersebut. Hanya mungkin merekomendasikannya jika ada yang berkenan,...he he... Anyway, yang membuat saya tertarik untuk menulis artikel ini adalah sosok Ye Wen yang diperankan oleh Donnie Yen. Ye Wen adalah seorang master Yong Chun. Dan sebagaimana seorang master seni beladiri, dia juga deorang seorang yang bijak. Dan sebagaimana Rasululloh SAW, yang juga seorang ahli bela diri*. Ye Wen juga dikenal sebagai seseorang yang memiliki budi pekerti yang luhur, dan pembawaan yang teduh, yang bisa menyejukkan orang yang mengenalnya.
Martial Arts isn't all about hitting another person, or how to knock down our opponent. Dan semangat semacamm ini juga ada dalam Bushido atau The way of samurai, yang jika kita pelajari lebih seksama, banyak juga nilai-nilai kebajikan dalam Bushido yang mirip dengan semangat jihad. Begitu pula dengan kungfu Shaolin, yang diajarkan berbarengan dengan kitab weda.
Dalam bela diri, yang terpenting adalah bagaimana kita bisa mengendalikan diri dengan baik, sebelum kita bisa mengendalikan orang lain (terdengar seperti 3M-nya Aa' Gym), terutama amarah. Senada dengan kata-kata nabi Muhammad “Orang yang kuat itu bukanlah orang yang kuat bergulat, akan tetapi orang yang kuat itu adalah mereka yang dapat menahan hawa nafsunya ketika marah” (HR Bukhari & Muslim). Dan dalam satu pertarungan, penentu kemenangan sebenarnya bukan pada siapa yang lebih besar, atau siapa yang memiliki teknik yang lebih baik, tetapi lebih kepada bagaimana kita bisa mengendalikan nafsu amarah ketika bertarung. Jika kita bisa mengendalikan nafsu amarah dengan baik, insya Alloh kemenangan secara mental sudah ada pada kita. Dan jika kemenangan mental sudah ditangan, maka ujung atau akhir pertarungan, kita yang menentukan. Tetapi bukan berarti penguasaan teknik bertarung bisa diabaikan.
Seorang ahli beladiri dalam mengambil murid atau penerus seluruh ilmunya juga tidak pernah secara serampangan. Yang menjadi pertimbangan utama selalu adalah bagaimana kepribadian murid tersebut.
Hal-hal di atas seringkali juga menjadi pertimbangan bagi seorang orang tua untuk memakai media seni beladiri untuk mengubah seorang anak delinquent menjadi lebih baik. Karena sifat delinquent sendiri seringkali muncul dari pengelolaan marah yang salah kaprah. Dan dalam setiap pengajarannya, seni beladiri juga menyertakan anger management.
Manajemen Qolbu yang baik, akan mengantarkan seseorag menjadi orang yang lebih baik. Secara fisik, atau pun mental. Hal ini bisa dilihat dari para master atau guru besar seni beladiri timur. Mereka semua Insyaalloh adalah orang-orang yang memiliki kepribadian yang baik. Dan mereka juga tentunya merupakan orang-orang yang bijak. Selain itu, karena karena mereka adalah orang-orang yang pintar menata hati, menata pikiran, dan mengendalikan diri, mereka juga orang-orang yang amat susah untuk dijatuhkan dalam suatu pertrungan. Meski mereka sudah tua, namun kekuatannya tidak dapat diremehkan.
Dengan jiwa yang sehat, qolbu yang tertata, dan amarah yang terkendali dengan sangat baik, maka kita
·Dalam banyak hadist disebutkan jika Rasul adalah seorang ahli dalam berkuda dan bergulat, juga memanah. Bahkan dalam beberapa hadist disebutkan jika pada satu kesempatan, Rasululloh juga mengislamkan seseorang dengan keahliannya bergulat.
By: Arudatu
jalesveva_2005@yahoo.com
D’Etuva Spaghetti n Pasta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar