Minggu, 26 April 2009

Smile 2

Apa perasaan anda jika anda bertemu atau berinteraksi dengan orang yg bermuka masam? Bagaimana perasaan anda jika bertemu dengan seseorang yg dalam hidupnya selalu menebarkan senyum di setiap kesempatan? Tentu kita kan merasa senang jika berjumpa dengan orang-orang yg senantiasa tersenyum dengan tulus.

Raut muka orang-orang yg banyak tersenyum pun, akan terlihat cerah dan awet muda. Bahkan Rosululloh sendiri pernah mendapat peringatan dari Alloh ketika bermuka masam, meski beliau berhadapan dengan orang buta. Meski orang yg dihadapan beliau tidak dapat melihat muka beliau ketika cemberut. Hal ini terekam dalam hadist dan surah Abasa (80) ayat 1 sampai 11.

Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling[i], karena telah datang seorang buta kepadanya[ii]. Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa), atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya. Adapun orang yg merasa dirinya serba cukup[iii], maka kamu melayaninya. Padahal tidak ada (celaan) atasmu kalau dia tidak membersihkan diri (beriman). Dan adapun orang yg datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran), sedang ia takut kepada (Allah), maka kamu mengabaikannya. Sekali-kali jangan (demikian)! Sesungguhnya ajaran-ajaran Tuhan itu adalah suatu peringatan.

Kawan, bukankah ketika kita melihat orang yg cerah mukanya kita juga ikut terhibur? Dan bukankah orang-orang bermuka cerah selalu terlihat lebih muda dari umur sebenarnya? Bukankah mereka terlihat awet muda? Lalu kenapa kita tidak mencoba untuk menjadi orang yg lebih sabar dan banyak tersenyum? Kenapa kita begitu egois untuk menjadi seseorang yg mudah marah dan bermuka masam?

Ingat kawan, Rosul saja diberi teguran oleh Alloh, maka sudah semestinya kita mengikuti beliau untuk tidak bermuka masam. Rosul saja orangnya ramah dan banyak senyum, maka sudah semestinya kita mengikuti beliau untuk menjadi orang yg ramah dan lemah lembut. Kawan, salah satu Asmaul Husna adalah Yang Maha Lemah Lembut, dan Alloh menyukai hamba-Nya yg bersikap lemah lembut.

Senyum juga adalah merupakan sedekah. Ketika kita tulus terseyum dengan hati kita, orang yg sedang kita hadapi akan merasa senang dengan kehadiran kita. Dia kan merasa lebih dihargai, dan juga jika sedang mempunyai masalah, Insyaalloh dia kan merasa sedikit terangkat bebannya. Dan kita juga kan mendapat pahala dari Alloh SWT. Sedekah adalah penolak bala, penyubur pahala, dan melipatgandakan rezeki, sebutir benih menumbuhkan tujuh bulir, yg pada tiap-tiap bulir itu terjurai seratus biji.

Kawan, kebahagiaan yg sesugguhnya ada di dalam hati kita. Meski berlimpah harta, jika hati tidak pernah merasa tenang, maka hidup tidak akan tenang. Hidup akan senantiasa terasa susah. Dan dengan bersikap ramah dan banyak senyum, kita dengan sendirinya melatih diri kita sendiri untuk menjadi ikhlas dan lebih sabar. Dengan demikian kita tidak kan merasa susah meski permasalahan kerap datang menerpa kita. Karena dalam hidup ini, mustahil kita tidak pernah mengalami satu permasalahan.

Sebaliknya jika kita sering mengumbar marah, bermuka masam, cool, dan bersikap kurang ramah, jika kita mengalami satu permasalahan, betapa sepele masalah itu, maka akan terasa berat. Akan terasa seakan masalah datang silih berganti tanpa henti, dan hidup terasa susah. Kita tentu pernah mendengar ada orang yg suka melebih-lebihkan satu permasalahan. Dan jika kita tilik lebih dalam, orang-orang macam ini pasti orangnya pemarah, dan terlihat tua.

Maka adalah benar adanya pendapat bahwa orang yg banyak tersenyum akan jauh dari kesusahan hidup, jauh dari stress, dan senantiasa tenang hatinya. Selain itu jika kita banyak tersenyum, senan tiasa optimis, dan ikhlas, tubuh kita kan jauh dari penyakit serta awet muda. Demikian juga sebaliknya.

Kawan, minds controls the body and soul. Kalo pikiran kita senantiasa positif, selalu tersenyum, maka tubuh dan jiwa kita kan senantiasa sehat. Wallahua’lam Bisshowab.

By: Arudatu

jalesveva_2005@yahoo.com

http://arudatu.blogspot.com

D’Etuva Spaghetti n Pasta



[i] Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa firman Allah S.80:1 turun berkenaan dengan Ibnu Ummi Maktum yg buta yg datang kepada Rasulullah saw. sambil berkata: "Berilah petunjuk kepadaku ya Rasulullah." Pada waktu itu Rasulullah saw. sedang menghadapi para pembesar kaum musyrikin Quraisy, sehingga Rasulullah berpaling daripadanya dan tetap mengahadapi pembesar-pembesar Quraisy. Ummi Maktum berkata: "Apakah yg saya katakan ini mengganggu tuan?" Rasulullah menjawab: "Tidak." Ayat ini (S.80:1-10) turun sebagai teguran atas perbuatan Rasulullah saw.
(Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan al-Hakim yg bersumber dari 'Aisyah. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Ya'la yg bersumber dari Anas.)

[ii] Orang buta itu bernama Abdullah bin Ummi Maktum. Dia datang kepada Rasulullah s.a.w. meminta ajaran-ajaran tentang Islam; lalu Rasulullah s.a.w. bermuka masam dan berpaling daripadanya, karena beliau sedang menghadapi pembesar Quraisy dengan pengharapan agar pembesar-pembesar tersebut mau masuk Islam. Maka turunlah surat ini sebagi teguran kepada Rasulullah s.a.w.

[iii] Yaitu pembesar-pembesar Quraisy yg sedang dihadapi Rasulullah s.a.w. yg diharapkannya dapat masuk Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar