Minggu, 26 April 2009

Do it for a reason (tentang ikhlas, doa, hajat, dan turunannya)

Beberapa waktu yang lalu saya membaca blog dari seorang kawan yang isinya tentang ikhlas, dan dengan judul yg sama dengan apa saya tulis di sini. Ada satu kalimat yg saya rasa kurang tepat. Dan saya ingin mengomentari kalimat itu, dan juga semoga apa yg saya sampaikan ini bermanfaat bagi saudaraku sekalian.



Tentu semua orang tahu apa itu ikhlas. Namun apakah salah jika kita beribadah untuk mengharapkan sesuatu dari Alloh? Apakah salah jika kita berinfak atau bershodakoh karena mengharapkan Alloh mau menjaga harta kita, dan mengharap agar Alloh memberi kita rizki yg lebih banyak? Atau dengan kata lain, apakah salah jika berharap doa kita kan lebih cepat terkabul melalui ibadah lain? Tentu tidak salah kawan. Karena ikhlas adalah melakukan sesuatu semata karena Alloh. Dan jika kita mengahrapkan sesuatu dari-Nya, tentu tidak mengapa. Bahkan Alloh sendiri menganjurkannya. Alloh suka kepada hambaNya yg senantiasa meminta kepadaNya. Atau dengan kata lain, Alloh suka dengan hambaNya yg suka berdoa kepadanya. Karena Doa sendiri adalah ibadah.



Ustad Yusuf Mansur dalam salah satu bukunya menyampaikan bahwa jika memiliki hajat / keinginan, kita diperbolehkan untuk memintanya kepada Alloh dengan media sholat, doa, ataupun shodakoh, dan tentu saja dengan dibarengi dengan usaha. Saya pernah mendengar komentar begini, “kalo ibadah ya ibadah aja, ndak usah pake minta-minta yg macem-macem. Itu namanya sampeyan ndak ikhlas ibadahnya.”



Lho ya!?,… itu komentar dari mana, dasarnya juga apa. Lhawong Alloh sendiri menyukai hambanya yang meminta kepada-Nya kok ini ada komentar semacam itu.



Jadi kawan, selama kita melakukan ibadah, atau hal lain karena selain Alloh, baru itu bisa disebut sebagai “tidak ikhlas”. Jadi, do it for a reason, and let the reason be your God. Even though if you meant something back from God. Sekarang, ketika kita beribadah bukankah mengharap sesuatu? Bukankah kita mengharap Surga Alloh? Jika tidak ada reward berupa Surga, dan ancaman berupa Neraka, apakah kita masih akan beribadah kepada Alloh? Kecuali jika kita sudah mencintai Alloh dengan tanpa syarat (seperti para kaum sufi).



Logikanya, jika kita dan jin diciptakan untuk beribadah kepada Alloh SWT, sebagaimana yg tertulis dalam surat Adz Dzaariyat ayat 56[i], dan jika meminta sesuatu kepada Alloh adalah ibadah, maka mengapa tidak? So do it for a reason, and let the reason be your God. Even though if you meant something back from God. Even though you want something back for a return.



Dalam syariah Islam diatur tata cara berdoa. Karena syariah mengatur hubungan antara manusia dengan Alloh, dan doa merupakan sarana untuk berkomunikasi dengan Alloh. Dalam syariah dikatakan jika kita ingin doa kita lebih cepat dikabulkan, maka harus diiringi dengan ibadah lain untuk merayu Alloh. Dan Alloh sendiri memerintahkan kita untuk berdoa kepadaNya lewat firman-Nya pada surah Al Mukminun (40) ayat 60 “Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku[ii] akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.”



Doa sendiri dalam hidup ini memiliki fungsi untuk mengkomunikasikan kepentingan manusia kepada Alloh SWT, apapun kepentingan itu. Entah kepentingan yg berhubungan dengan dunia, maupun akhirat. Dengan doa, kita menyampaikan keluhan-keluhan kita, mengadukan permasalahan dan problematika kehidupan yg sedang kita hadapi. Dan sesungguhnya Allah SWT merasa malu jika tidak mengabulkan permohonan seorang hamba-Nya yang mengadahkan tangannya dengan khusuk dan khidmat pada saat dia berdoa kepada Alloh. Rosululloh SAW bersabda,



“Sesungguhnya Alloh merasa sagat malu kepada hamba-Nya ketika hamba-Nya mengadahkan kedua tangan-Nya (berdoa), memohon yg baik, (Alloh merasa malu) mengembalikannya dalam keadaan hampa” (HR. Ahmad)



“Apabila kamu memohon kepada Alloh, wahai manusia, maka mohonlah dengan yakin bahwa Alloh pasti kan menerima doamu. Karena sesungguhnya Alloh tidak akan menerima doa hamba-Nya yang berdoa kepada-Nya yang timbul dari hati yang lalai” (HR. Ahmad)



Maka jelaslah sudah jika kita beribadah, melakukan kebaikan karena ingin doa kita dikabulkan, maka hal itu tidaklah salah. Selama doa dan keinginan kita tidak datang dari hati yg lalai. Selama doa dan keinginan kita itu tidak bertujuan untuk bermaksiat kepada Alloh SWT. Dan cara-cara beribadah yg memang bertujuan agar hartanya dilindungi, atau agar hajatnya terkabul tidaklah salah. Bahkan doa atau keinginan yang disampaikan dengan cara ini memiliki fungsi yang lain seperti:



1. Orang yg selalu membasahi bibirnya dengan doa dan dzikrullah, maka ia akan memperoleh ketenangan dan kedamaian dalam hatinya. Tidak mudah dihinggapi perasaan susah ketika ditimpa musibah serta tidak mudah putus asa dalam mengahadapi realita hidup. “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram” {QS. Ar Ra’d(13) ayat 28}.



2. Orang yg selalu berkomunikasi dengan Alloh SWT melalui doa, maka ia akan sealu diperhatikan oleh Alloh. Logikanya, jika anda memiliki 1000 orang anak buah, maka bukankah anda akan selau memperhatikan anak buah anda yang paling sering berkominukasi dan berinteraksi dengan anda? Sama halnya kita dengan Alloh. Dan doa adalah medianya.



Dalam sebuah hadist qudsi Rosululloh SAW menjelaskan: “Alloh SWT berfirman: Aku bersama hamba-Ku, selama dia mengingat Aku, dan selama kedua bibirnya bergerak menyebut-Ku (berdoa)” (HR. Ahmad, dari Jabir)



3. Orang yg selalu beribadah dan berdoa, akan menjadi orang yg kaya jiwanya dan terhindar dari keadaan fakir (dicukupkan semua kebutuhannya). Disebutkan dalam sebuah hadist qudsi: “Rosululloh bersabda: Alloh berfirman: Wahai manusia, luangkan waktumu untuk beribadah (berdoa) kepada-Ku, niscaya Aku akan penuhkan dadamu dengan kekayaan hati, dan aku akan menutupi kefakiranmu. Jika tidak kamu lakukan itu (tidak mau berdoa), maka akan aku penuhkan kedua tanganmu dengan kesibukan dan aku tidak akan meutupi kefakirannmu.” (HR. Thirmizi dari Abu Hurairah RA)



Dan jika kita tilik lebih dalam makna dari hadist di atas, jika seseorang tidak pernah mau untuk beribadah ataupun berdoa, ataupun beribadah untuk berdoa, maka dalam hidupnya dia tidak akan merasa cukup dengan segala yang dia dapatkan. Sekalipun hidupnya bergelimang dengan harta, dan Alloh akan semakin menyibukkan dia dengan kesibukan duniawinya.



Kata “fakir” yg dimaksud dalam hadist qudsi diatas memiliki arti fakir dalam harta, maupun merasa fakir meski hidupnya bergelimang harta. Atau dalam kata lain selalu merasa kurang dengan apa yg didapatnya dan kurang bisa bersyukur atas nikmat Alloh yg dia dapatkan. Kata “fakir” dalam hadist qudsi diatas juga bisa diartikan sebagai “kesusahan” atau “permasalahan”, atau bisa juga “cobaan”. Jadi kalimat “…Aku akan penuhkan dadamu dengan kekayaan hati, dan aku akan menutupi kefakiranmu.” Juga bisa diartikan bahwa Alloh akan memenuhi dada kita dengan iman yg lebih kokoh, serta semua kesusahan atau cobaan yg ditimpakan kepada kita akan diringankan oleh-Nya.



“Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Quran), kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. Dan sesungguhnya syaitan-syaitan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk.” {Surah Az Zuhruuf(43) ayat 36 sampai 37. Begitu pentingnya kedudukan doa dalam hidup kita, karena sesungguhnya doa itu sendiri merupakan intisari dari semua ibadah kita kepada Alloh SWT. Bukan sebaliknya. So do it for a reason, and let the reason be your God. Even though if you meant something back from God. Even though you want something back for a return. Because “it” is also a pray, and praying is the essence of all of “it”[iii]. Wallohua’lam Bisshowab.







By: Arudatu

jalesveva_2005@yahoo.com

http://arudatu.blogspot.com

D’Etuva Spaghetti n Pasta





[i] Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (Adz Dzaariyat ayat 56)

[ii] Yang dimaksud dengan menyembah-Ku di sini ialah berdoa kepada-Ku.

[iii] “it” disini berarti ibadah lain selain doa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar